Pada tanggal 31 Juli 2017 telah diadakan Focus Group Discussion (FGD) antara Bank Indonesia (BI) dengan Aprisindo di Kantor Bank Indonesia, Jl. Thamrin. Tujuan pokok FGD ini dimaksudkan agar BI memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai industri alas kaki di Indonesia. Hadir dari pihak Bank Indonesia Bapak IGP Wira Kusuma Ph.D, Deputi Direktur Bidang Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Bapak Donni Fadjar Anugrah, Asisten Direktur Bidang Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia serta beberapa pejabat lainnya, sedangkan dari pihak APRISINDO dihadiri oleh Bapak Binsar Marpaung, SH,MH Sekretaris Jenderal dan Ig. Sigit Murwito Direktur Eksekutif.Pada kesempatan ini disampaikan data-data perkembangan industri alas kaki dan dibahas juga peraturan-peraturan yang menghambat pertumbuhan alas kaki. Sebagai kesimpulan APRISINDO memberikan rekomendasi sbb:
A. Hilirisasi
Pemerintah sangat diharapkan untuk merealisasi program hilirisasi sebagaimana diatur dalam Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional 2015-2035 (RIPIN). Hal ini akan meningkatkan nilai tambah dari produk-produk sepatu yang di ekspor.B. Industri Pendukung
Sampai pada waktu ini posisi industri alas kaki Indonesia masih lemah karena 65 % bahan bahan untuk industri alas kaki harus di impor. Perlu insentif untuk industri
pendukung.
C. Branding Nasional
Melaksanakan program Nasional Branding. Masalah lainnya yang penting dalam industri alas kaki Indonesia adalah membangun Brand Indonesia, untuk tujuan ini
program yang pernah ada agar dilakukan secara berkesinambungan.
D. Revitalisasi Mesin
Program revitalisasi mesin – mesin alas kaki yang selama ini pernah berjalan agar dilanjutkan sehingga barang-barang yang dihasilkan lebih baik dan diproduksi
secara efesien, dan meningkatkan daya saing.
Discussion about this post