Secara global industri alas kaki mengalami tantangan akibat dampak pandemi covid-19. Kinerja produksi alas kaki dunia Stahun 2020 mencapai 20,4 milyar pasang. Indonesia masih menempati 4 (empat) besar produksi terbesar dunia. Pada tahun
2019, meskipun pandemi covid-19 Indonesia produksi mencapai 1.271 juta pasang alas kaki. Konsumsi alas kaki secara global masih di kuasai oleh China, dengan kontribusi 20.8% di tahun 2020. Dampak pandemi ini juga berpengaruh pada konsumsi alas kaki domestik Tahun 2020, konsumsi alas kaki Indonesia di angka 821 juta pasang berada di peringkat 4 besar dunia.
Kinerja ekspor secara global juga tertekan karena terganggunya pasokan bahan dan material. China sebagai negara eksportir terbesar dunia mengalami penurunan 2,5% ekspor alas kaki dari 9,5 milyar pasang menjadi 7,4 milyar pasang. Tahun 2020, Indonesia juga merupakan negara eksportir produk alas kaki terbesar ketiga di dunia, dengan total 406 juta pasang alas kaki. Upaya pemerintah dalam rangka untuk menjaga perekonomian dan kelangsungan industri terus digenjot. Diantaranya adalah program intensif pajak dan beberapa kebijakan dalam rangka kelangsungan industri. Dalam masa pandemi yang mengakibatkan diterapkannya pembatasan kegiatan masyarakat, pemberian Izin Operasional Mobilitas Kegiatan
Industri (IOMKI) kepada perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri mendukung keberlangsungan kegiatan di sektor manufaktur. Kebijakan ini terlihat sangat membantu industri alas kaki.
Melihat kinerja industri alas kaki tahun 2021 di masa pendemi ini, patut di apresiasi karena masih mampu bertahan. Pertumbuhan industri alas kaki semester 1 tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun
2020 yang masih minus di angka 4,5%. Kontribusi industri alas kaki kepada PDB di semester 1 tahun 2021 juga menunjukkan angka positif di angka Rp. 13,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp. 13,5 triliun. Untuk kinerja investasi, terdapat fenomena menarik dengan turunnya produksi alas kaki di China dan Vietnam. Indonesia menjadi tujuan utama alternatif produksi dunia. Tahun 2020 semester 1 nilai investasi asing (PMA) USD 90,9 milyar, naik
menjadi USD 187,5 milyar di periode yang sama tahun 2021.
Dukungan iklim investasi yang semakin baik diharapkan di tahun 2022 kapasitas produksi naik secara signifikan. Kinerja ekspor dan impor alas kaki nasional mengalami surplus. Nilai ekspor alas kaki nasional meningkat, meskipun secara global market share Indonesia turun. Nilai ekspor alas kaki mengalami kenaikan, data pada semester 1 tahun 2020 mencapai US$ 2,49 milyar, naik ke angka USD 2,85 milyar di periode yang sama tahun 2021. Untuk kinerja impor, tahun 2019 impor alas kaki mencapai nilai USD 873 juta dan turun di tahun 2020 senilai USD 617 juta. Sedangkan di Semester 1 tahun 2021 impor alas kaki mencapai nilai USD 349 juta.
Menganalisa dinamika industri global dan domestik khususnya alas kaki, maka peluang industri alas kaki dalam negeri masih sangat potensial terutama pasar ekspor. Terganggunya pasokan rantai pasok bahan selama pandemi dapat dijadikan momentum bagi tumbuhnya industri komponen, bahan dan material alas kaki. Di sisi industri hilir (bahan baku) dengan naiknya kebutuhan domestik diharapkan mampu memenuhi subtitusi kebutuhan bahan baku alas kaki baik secara kualitas dan harga. Sehingga daya saing industri hulu lebih baik dari sebelumnya. Kedepan, peluang pertumbuhan industri alas kaki Indonesia akan semakin berkembang dan akan bangkit dari keterpurukan akibat dari pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari semakin berkembang dan bertambahnya industri alas kaki di wilayah Jawa Tengah seperti Brebes, Jepara. APRISINDO dalam hal ini sebagai wadah dari industri alas kaki dan pendukungnya akan selalu bekerja keras untuk membantu serta mendampingi anggotanya. Agar industri alas kaki bisa semakin berkembang dan segera bangkit dari keterpurukan akibat dari pandemi Covid-19 yang menghantam sektor industri alas kaki. (sumber data BPIPI dan APRISINDO) / E. Muslimin
Discussion about this post