Industri produk alas kaki sepatu di Indonesia, tahun ini diperkirakan akan mengalami kenaikan minimal 5 persen jika dibandingkan 2023 lalu. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Wijanarko saat mendampingi Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan saat melepas ekspor produk alas kaki di PT. Selalu Cinta Indonesia (SCI) Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Eddy menjelaskan, Industri alas kaki termasuk sepatu di Indonesia sudah dimulai sejak 44 tahun lalu. Sehingga dari sisi Industri sudah sangat stabil. Prediksi itu sudah terlihat karena sejak Mei 2024, sudah ada kenaikan produksi untuk ekspor sebanyak 2 persen dibandingkan 2023.
Menurut Eddy tahun ini akan ada kenaikan 5 persen hingga 6 persen, karena saat ini selain Nike yang sudah menguasai pasar Eropa dan Amerika, Adidas sendiri juga lakukan yang sama bahwa tahun ini ada satu produk namanya samba itu akan diproduksi 5 juta pasang dari Indonesia. Diakuinya, dengan adanya kenaikan ini menjadi kabar baik dunia industri sepatu di Indonesia.
Sehingga akan ada kenaikan produksi ekspor dari 60 pabrik sepatu di Indonesia. Kenaikan produk tersebut pada brand-brand terkenal juga yang diproduksi di Indonesia. Diantaranya Nike, Reebok, Puma, Lotto, Villa, Converse, dan lain-lain. Menurutnya, pemegang brand lebih senang produksi di Indonesia karena lebih teliti dalam pengerjaan produk.
Memang mutu dari Indonesia itu jauh lebih baik, karena lebih teliti dalam hal pengerjaan. Jika dibandingkan dengan China produktivitasnya tinggi, tapi kalau dibandingkan Indonesia dengan bekerja dengan kapasitas medium, tapi hasilnya sangat stabil. Sehingga pemegang brand ini sangat senang membuat sepatu di Indonesia, lanjut Eddy.
Dikatakan, sampai saat ini produk-produk sepatu dari brand besar yang diproduksi di Indonesia telah dijual di sekitar 80 negara di dunia. Sementara itu, untuk mendongkrak produksi ekspor Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan mengaku telah membentuk Satgas produk ilegal. Satgas tersebut akan bertugas mengawasi dan menangkap para importir produk ilegal.
Sehingga hal itu akan memberikan rasa aman bagi para pelaku usaha. Agar tidak ada gangguan dari pasar dalam negeri, kita ada satgas, ya agar ekspornya teman-teman ke Uni Eropa dan Amerika tidak dikenakan tarif dan tidak ada hambatan. Kita juga lakukan diplomasi, menyelesaikan perjanjian yang ada,” tandas Zulhas. (R)