Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi isu kritis yang memerlukan perhatian serius di berbagai lapisan masyarakat global. Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan ini adalah emisi gas rumah kaca (GRK), yang berasal dari berbagai kegiatan manusia seperti produksi industri, transportasi, dan pertanian. Dampaknya merugikan, seperti kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan air laut, semakin menguatkan perlunya tindakan untuk mengurangi emisi tersebut.
Industri alas kaki merupakan bagian dari salah satu sumber dari emisi GRK tersebut. Untuk menyikapi hal tersebut Balai Besar Standarisasi & Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet dan Plastik (BBSPJIKKP) Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan APRISINDO menyelenggarakan webinar dengan tema “ Gedor Peluang Ekspor: Optimalisasi Potensi Ekspansi Luar Negeri melalui validasi-verifikasi gas rumah kaca (31/1/2024) secara during.
Sekretaris Jenderal APRISINDO Lany Sulaiman dalam sambutannya menyampaikan, validasi-verifikasi emisi gas rumah kaca (GRK) penting bagi industri alas kaki. Terlebih untuk kedepan industri alas kaki juga dituntut untuk ramah lingkungan, baik dari segi jalannya proses industri maupun hasil produknya. Untuk itu dengan adanya kegiatan ini tentunya sangat mambantu industri alas kaki, terlebih bagi perusahaan yang akan memperluas pasar ekspor.
Sementara dalam kesempatan yang sama ketua BBSPJIKKP Hagung Eko Pawoko mengatakan bahwa kegiatan penyuluhan GRK ini merupakan yang ke 3 kalinya, dan saat ini dikhususkan bagi industri alas kaki. Terkait masalah GRK BBSPJIKKP bisa memberikan pelayanan kepada industri alas kaki berupa bimbingan, pelatihan maupun pendampingan dalam proses validasi verifikasi emisi gas kaca.”ungkap Eko”.
Kegiatan validasi dan verifikasi penyelenggaraan penilaian kesesuaian terhadap emisi GRK berdasarkan ISO 17029 dan ISO 14065, sedangkan dalam proses akreditasi ruang lingkup meliputi: (1), Verifikasi Organisasi (ISO 14064-1), untuk sektor manufaktur umum, penanganan dan pemusnahan limbah dan (2). Validasi dan verifikasi proyek (ISO 14064-2), untuk sektor industri manufaktur dan penanganan dan pemusnahan limbah. “Pungkasnya”.
Industri alas kaki berdampak pada emisi gas kaca. Sumber emisi tersebut diantaranya dari transportasi barang maupun karyawan, penggunaan bahan kimia, penggunaan energi, kebanyakan produk tidak didaur ulang dan pemakaian air yang cukup besar. Industri alas kaki dan materialnya mempunyai andil 1,4 % dari jumlah emisi GRK, setara dengan 700 juta ton Co2-eq. Lebih dari 60% emisi berasal dari Industri alas kaki dan material. Hal tersebut disampaikan Iwan Fajar Pahlawan dari BBKKP selaku nara sumber.
Lebih lanjut Iwan menjelaskan Industri alas kaki adalah bisnis besar. Pasar alas kaki atletik global saja diperkirakan akan melebihi 95 miliar Dolar AS pada tahun 2025. Seiring pertumbuhannya, permintaan akan alas kaki yang ramah lingkungan dan sosial juga meningkat.
Survei terbaru yang dilakukan Certilago menemukan bahwa lebih dari 70% konsumen mengkhawatirkan keberlanjutan pembelian fesyen mereka, dan penelitian yang dilakukan oleh Simon Kucher Consultants menemukan bahwa 1 dari 3 orang bersedia mengeluarkan rata-rata 25% lebih banyak untuk produk ramah lingkungan. Menurut Grand View Research, pada tahun 2019 pasar alas kaki ramah lingkungan global bernilai $7,5 miliar. Perkiraan menyebutkan pertumbuhannya akan sebesar 5,8% per tahun antara tahun 2020 dan 2027. “ pungkas Iwan “. (Redaksi)
![](https://aprisindo.or.id/wp-content/uploads/2024/10/Peb-LanY-Emisi.jpg)