Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah terus mendorong usaha-usaha dalam negeri untuk terus meningkatkan kemampuan ekspor sebagai upaya Indonesia menguasai pasar dunia. Salah satunya melalui diplomasi perdagangan yang intens. Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat melepas ekspor tiga container produk alas kaki dengan merekNike senilai USD 405 ribu atau setara Rp6,50 miliar ke Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS)Jumat, (26/7), di Salatiga, Jawa Tengah.
Produk alas kaki tersebut merupakan hasil produksi PT. Selalu Cinta Indonesia (SCI), anggota Karet Murni Kencana (KMK) Group. “Pemerintah terus mendukung usaha-usaha dan industri kita dengan berbagai cara agar mereka dapat terus meningkatkan kemampuan ekspor. Pabrik alas kaki yang padat karya seperti pabrik produsen Nike ini kami dorong untuk terus meningkatkan ekspor.
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan ekspor melalui diplomasi perdagangan yang intens. Di sisi lain, untuk melindungi industri dalam negeri, kami juga menempuh sejumlah langkah mengatasi serbuan produk-produk impor, ”kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, pelepasan ekspor alas kaki menjadi bukti kolaborasi pemerintah dan swasta dalam mendorong industri manufaktur yang berorientasi ekspor sebagai bagian dari rantai pasok global. Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar ke-6 dunia. Tren pertumbuhan ekspor alas kaki Indonesia ke dunia meningkat 13,13 persen dalam lima tahun terakhir (2019— 2023).
Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan turut mengapresiasi Nike Indonesia yang telah menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan manufaktur diIndonesia. “Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi kepada PT. Selalu Cinta Indonesia, KMK Group, dan Nike Indonesia yang berkolaborasi mendorong peningkatan ekspor produk alas kaki Indonesia,” kata Mendag.
Uni Eropa juga merupakan negara tujuan utama produk alas kaki Indonesia. Nilai ekspor keUni Eropa tercatat USD 698,91 juta pada periode Januari-Mei2024. Sedangkan AS adalah salah satu negara tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia. Nilai ekspor alas kaki Indonesia ke AS mencapai USD914,76 juta pada Januari—Mei2024.
Nilai ini meningkat 19,43persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 dan tumbuh 12,86 persen dalam lima tahun terakhir (2019—2023). Peluang pasar ekspor alas kaki global masih cukup menjanjikan. Diproyeksikan rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan global mencapai 3,43 persen pada periode 2024-2028. Pada 2024, pendapatan tahun anglobal untuk alas kaki diperkirakan sebesar USD 412 miliar. Sementara dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia Eddy Widjanarko mengatakan industri alas kaki saat ini cenderung stabil. “Sampai Mei 2024, ekspor sudah naik 2persen dibanding tahun lalu. Kalau kami menargetkan sampai akhir tahun ini kenaikan mencapai 5-6 persen, kalua dihitung senilai 7 miliar US Dollar,” ucapnya “Kenaikan ekspor ini ada dari Nike, Adidas dengan Samba produksi sampai 5 juta. Cenderung naik di semua pabrik, ada 60 pabrik produk Nike, Adidas, Reebok, Converse, Puma, Asics, Lotto, Diadora, Skechers, dan Fila,” terangnya. Eddy mengatakan produk sepatu yang dibuat di Indonesia lebih digemari karena secara kualitas lebih baik.
“Ini beda dengan produk China yang produknya kapasitasnya memang tinggi tapi beda dengan produk Indonesia, buatan Indonesia lebih teliti,” kata dia. Turut hadir dalam acara Melepas
Ekspor Produk Alas Kaki di PT. SCI Salatiga PJ. Walikota Salatiga Yasip Khasani; Ketua Umum APRISINDO Eddy Widjanarko Director Government and Public Affairs Nike Indonesia, Malaysia, Filipina, Asia Selatan Devi Kusumaningtyas; Campus Manager PT SCI JH Choi; Direktur KMK Group Adam Hatumena. Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, yaitu Plt. Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto, Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Mardyana Listyowati, dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati.